Skip to main content

Posts

Susah Senang Mencari Kerja

Mengapa judulnya saya tulis susah dulu baru senang? Waktu saya masih SMA, seorang guru selalu mendoktrin murid-muridnya bila kita ingin berkata mulailah dengan kata yang susah atau sulit baru akhiri dengan senang-mudah, karena itu seperti sugesti bahwa setelah kita mengalami kesusahan pasti akan ada kesenangan yang didapat. Dan susah-senang ini terjadi juga ketika kita melamar pekerjaan. Saya yakin 100% bahwa tidak semua orang mengalami kemudahan dalam mencari kerja. Saya sendiri termasuk yang menemui kesusahan hingga harus menunggu berbulan-bulan baru bisa diterima kerja. Begini ceritanya. Menjadi seorang sarjana bukan jaminan kita mudah mendapatkan pekerjaan. Nyatanya banyak sekali saingan sesama sarjana yang juga berjibaku untuk mendapat kerja. Istilahnya disebut fresh graduate. Masih fresh from the oven, idealis, dan inginnya yang muluk-muluk. Namun dunia kerja itu kejam, pencari kerja dari perusahaan bonafit juga pasti mendambakan CV berpengalaman sekian tahun dan mahir beberap
Recent posts

Makna Doa

Kemarin seseorang berbicara di suatu forum kecil mengenai apa sejatinya doa itu? Ketika beliau berkata bahwa doa itu bukanlah untuk meminta-minta kepada Allah, tapi mengapa kita harus berdoa karena untuk menghilangkan kesombongan yang ada di dalam diri manusia. DEG. Saat itu saya langsung mengangguk setuju. Betapa saya selama ini berdoa hanya ketika dalam keadaan sulit dan terjepit, tetapi ketika hati saya senang dan damai tetiba saya lupa berdoa.  Allah senang ketika melihat hambaNya memohon-mohon doa padaNya, apalagi dengan setulus hati sambil nangis-nangis kalau perlu. Karena dengan doa kita menjadi dekat dengan Allah. Hati kita terpaut denganNya dan menjadi sadar bahwa bila doa tidak terkabul toh mungkin akan diganti dengan yang lebih baik atau belum saatnya untuk diberi. Dan sejatinya manusia itu harus terus berdoa, meminta-minta, dengan penuh pengharapan, karena dengan begitu kita jadi tahu bahwa kita ini bukan siapa-siapa, kita ini adalah manusia yang lemah, kita ini tidak

Sehat itu Penting

Dua bulan ini saya merasa tidak enak badan. Tangan kanan mendadak sakit luar biasa, saya kira dikarenakan pegal akibat naik motor setiap hari, seperti ada urat yang terjepit. Ternyata bagian pundak juga ikut-ikutan mengeluh. Belum lagi rasa lelah yang sangat setiap kali beraktifitas berat. Beberapa kali menduga ada keluhan di bagian perut kanan, apa mungkin ini gangguan ginjal atau hati? Saya menjadi khawatir, apalagi pernah punya pengalaman buruk dengan penyakit hati.  Alhasil minggu lalu saya lakukan medical check up untuk mengetahui apa gerangan yang terjadi pada tubuh saya. Dari mulai cek ginjal, hati, asam urat, hepatitis, gula darah, dan kolestrol. Setelah hasilnya keluar ternyata oh ternyata kolestrol saya tinggi sekali di angka 268. Bapak saya yang punya kolestrol saja ngga pernah setinggi itu ;). Beliau bahkan sudah menyerang jantung. Duhh, saya semakin dag dig dug, apalagi belakangan ini jantung saya pun terasa nyeri. Setelah tanya google, ternyata memang benar kalau ras

Interpretasi Lagu Tukar Jiwa (Tulus)

Tukar Jiwa Coba satu hari saja  kau jadi diriku kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu mengagumi menyayangimu dari sudut pandangku By : Tulus Bilakah sebuah rasa yang telah mengendap lama di dalam dada tak pernah sampai kepada orang yang dituju. Hanya disimpan rapat tak perlu siapapun tahu. Tapi adakalanya ingin sekali orang itu merasakan apa yang hati ini rasa. Betapa sulit untuk menjelaskan ini karena orang itu mungkin tak kan pernah mengerti bila diucapkan dengan kata. Cobalah bila kita bertukar jiwa untuk mengerti bagaimana rasa yang dipunya terlalu dalam untuk hanya sekadar disebut sebuah rasa. Mari kutunjukkan jika benar ini akan menjadi jalan bagimu tahu segala sesuatu yang terjadi pada diriku. Bagaimana ketika kakiku gemetaran setiap di dekatmu berada. Bagaimana ketika suara degup jantungku terdengar nyaring sampai kutakut semua orang mendengarnya. Bagaimana ketika pikiranku tak pernah jernih bila kau sudah bicara. Bagaimana ketika sudut bibirku

Menjadi Orang Baik

Saya selalu merasa tidak ada sulitnya menjadi orang baik. Apa yang selama ini saya lakukan pun adalah dengan niat kebaikan untuk semuanya. Tapi ada saja yang menganggap bahwa apa yang telah saya perbuat tidak berkenan di hati orang lain sehingga menjadi orang baik itu tidak lagi melekat pada diri saya. Ada kalanya muka sinis yang saya pasang dianggap tidak baik oleh orang lain. Ada kalanya kata kata sedikit menyentak yang dikecap lidah dianggap tidak baik oleh orang lain. Ada kalanya sikap dingin yang acuh dianggap tidak baik oleh orang lain. Serba salah. Sesungguhnya segala kekurangajaran itu adalah bagian dari kekurangan saya yang sesekali muncul, bukan atas dasar kebiasaan yang menjadi tabiat. Sungguh saya orang baik kok, setidaknya di mata teman teman dekat itu yang mereka anggap tentang saya. Bahkan kepada orang yang jahat pada saya pun masih saya ladeni dengan sikap lapang dada.

Adaptasi itu Perlu Waktu

Ada beberapa orang yang kesulitan untuk menerima perubahan dalam hidupnya. Keluar dari kebiasaan yang sudah melekat lama adalah sesuatu yang harus dipelajari kembali. Perlu juga menguatkan hati agar semua dapat dijalani dengan sebaik-baiknya. Kadang perubahan itu malah membuat kita menjadi orang baru juga. Setidaknya rasa bosan yang dulu datang, kini tergantikan dengan rasa lain yang menyegarkan, meski masih kikuk untuk menghadapinya. Tapi semua akan terbiasa, cepat atau lambat, semua perlu waktu.

Berangkat Kerja

Tidak seperti banyak orang yang berangkat kerja ketika matahari belum keluar. Aku lumayan beruntung bisa berangkat kerja lebih siang dari mereka. Ketika aku masih sempat mencuci baju dan piring, menyapu lantai, membuat sarapan, dan menonton televisi. Rasa-rasanya sudah cukup waktu sekolah saja merasakan berangkat subuh hari. Setiap pagi akan terasa jauh lebih cepat dibanding waktu yang lain. Itulah mungkin perlu keahlian multitasking di sini. Atau memang perempuan pandai  melakukannya. Perjalanan ke kantor menghabiskan waktu satu jam lamanya. Terbayang apa yang setiap hari kulalui dan tetap sama. Jalan yang panjang dan berliku, kadang aspal kadang berbatu. Aku sudah hafal betul dimana jalan yang berlubang dan dimana jalan yang ada polisi tidurnya. Semua kunikmati sembari terkadang memikirkan hal-hal yang berada di angan-angan. Motor matic yang kukendarai cukup bersahabat sejauh ini. Meski jarak tempuh yang panjang, tak pernah lelah rasanya berjuang bersama. Rute perjalanan yang